PT. AGRONUSA BERKAH PERSADA

Agrobusiness - Catering - Food Supply - Logistics

One-stop Solution for Commodities Trading, Catering and Food Supply

Konsumsi Jagung per kapita dan Nasional

Laju pertumbuhan konsumsi jagung untuk industri lebih tinggi dibandingkan permintaan rumah tangga, pada kurun waktu 2011-2014 pertumbuhan total konsumsi rumah tangga rata-rata meningkat sebesar -1,02% per tahun, sementara total konsumsi jagung untuk industri rata-rata meningkat lebih tinggi yaitu sebesar 3,33% per tahun. Hal ini menunjukkan penggunaan jagung pipilan kering lebih banyak digunakan dalam industri pakan ternak dibandingkan dengan untuk konsumsi rumah tangga,seperti terlihat pada Lampiran 8.

Pada kurun waktu 1985 - 2014 peningkatan pertumbuhan konsumsi jagung untuk industri non makanan (pakan) sangat fantastis

yaitu rata-rata 17,36% per tahun. Penurunan konsumsi jagung untuk industri terjadi pada saat krisis yaitu tahun 1997 – 1999, pada tahun 1997 konsumsi jagung untuk industri turun sebesar 5,75%, tahun 1998 turun kembali sebesar 16,86%, tahun 1999 juga turun sebesar 9,49%. Untuk jangka waktu yang lebih pendek, pada kurun waktu 2011 – 2014 konsumsi jagung untuk pakan pertumbuhannya lebih kecil, yaitu 3,33%/tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan industry pakan ternak sudah mulai jenuh.

Permintaan jagung untuk industri non makanan pada tahun 2011 sebesar 3,67 juta ton. Pada tahun 2012 dan tahun 2013 konsumsi

industry non makanan mengalami peningkatan berturut-turut menjadi sebesar 4,32 juta ton, dan 4,79 juta ton. Pada tahun 2014 konsumsi industry makanan kembali meningkat menjadi 4,88 juta ton. Peningkatan permintaan jagung dalam negeri untuk industry semakin kecil diduga berkaitan dengan kualitas jagung yang dihasilkan oleh petani. Jika kadar aflatoxin jagung melebihi batas ambang yang ditetapkan, maka industri pakan akan menolaknya. Sebagai gantinya industi pakan mengimpor jagung, untuk bahan baku pakan.

Terdapat perbedaan yang cukup lebar antara konsumsi rumah tangga per kapita hasil SUSENAS dan ketersediaan per kapita, hal ini

diduga karena ada penggunaan untuk olahan makanan pada NBM terlalu rendah. Jadi ada dugaan penggunaan jagung untuk pakan lebih besar dari angka NBM, mengingat banyak industri pakan ternak skala kecil/rumah tangga yang belum tercakup dalam penggunaan pakan oleh industri. Pengolahan jagung untuk pakan (self mix) yang dilakukan oleh rumah tangga usaha peternakan, diduga jumlahnya cukup besar. Disamping itu banyak jagung yang dikonsumsi di luar rumah tangga sebagai makanan jadi seperti untuk snack, jagung bakar, jagung untuk sayuran, atau makanan lain berbahan baku jagung.















 <       1        2       >