PT. AGRONUSA BERKAH PERSADA

Agrobusiness - Catering - Food Supply - Logistics

One-stop Solution for Commodities Trading, Catering and Food Supply

Konsumsi Jagung per kapita dan Nasional

Konsumsi rumah tangga nasional jagung lima tahun terakhir menunjukkan kecenderungan fluktuatif, tetapi rata-rata meningkat

1,02% per tahun. Selama kurun waktu tersebut terjadi penurunan cukup signifikan pada tahun 2011, 2013, dan 2014 masing-masing sebesar -23,47%, -10,44%, dan -5,85%. Pada tahun 2012 konsumsi rumah tangga jagung nasional kembali meningkat 21,26%, dan tahun 2015 kembali meningkat 23,58%. Penurunan konsumsi ini terjadi karena semakin sedikit orang mengkonsumsi jagung sebagai subtitusi bahan pangan pokok, meskipun tahun 2015 sudah menunjukkan kenaikan, sedangkan permintaan jagung untuk industri terutama industri pakan cenderung semakin meningkat. Program penganekaragaman pangan pengganti beras sampai saat belum berhasil, sehingga perlu upaya yang lebih keras agar konsumsi beras menurun dan konsumsi sumber karbohidrat lainnyate rmasuk jagung meningkat (Gambar 3.7).


Bila diamati grafik penggunaan jagung untuk konsumsi rumah tangga dan penggunaan jagung untuk pakan menunjukkan pola grafik yang relatif konstan dengan garis yang cenderung terus berhimpitan sejak tahun 2001 sampai 2007, bahkan terbilang cukup stagnan atau tidak ada kenaikan penggunaan yang signifikan. Namun pada mulai tahun 2008 sampai 2015 terlihat bahwa konsumsi jagung untuk rumah tangga cenderung konstan, sebaliknya untuk pakan ternak menunjukkan peningkatan meskipun kecil (Gambar 3.8). Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan jagung pipilan kering, sebagai bahan baku pakan untuk usaha peternakan rumah tangga, semakin besar jumlahnya. Bahkan ada dugaan bahwa jumlah ini jauh lebih besar dari pada yang dihitung selama ini pada neraca bahan makanan (Hasil Survei Penggunaan Jagung- Pusdatin, 2014).


Pada periode 2011 – 2015 total konsumsi rumah tangga berkisar antara 350 – 460 ribu ton, sedangkan penggunaan jagung untuk pakan juga berkisar pada angka yang mendekati kisaran penggunaan di tingkat rumah tangga, namun setelah tahun 2009 kenaikkan jumlah jagung untuk pakan melampaui 1 juta ton lebih. Hal ini berbeda dengan total penggunaan jagung untuk diolah bukan makanan/industri, dimana pada kurun waktu 2011 – 2015 cenderung meningkat perlahan dari 3,67 juta ton pada tahun 2011 menjadi 3,88 juta ton pada tahun 2014. Tingginya penggunaan jagung untuk diolah bukan makanan/industri terjadi karena kebutuhan jagung untuk pakan ternak semakin meningkat, seiring dengan semakin tingginya populasi ternak karena permintaan daging Unggas yang semakin tinggi....Lanjut halaman berikutnya















 <        1        2       >