PT. AGRONUSA BERKAH PERSADA

Agrobusiness - Catering - Food Supply - Logistics

One-stop Solution for Commodities Trading, Catering and Food Supply

Sentra Jagung Nasional

Pada periode 2012 - 2016, daerah penghasil utama atau sentra luas panen jagung di Indonesia terdistribusi di sepuluh provinsi dengan

total kontribusi sebesar 87,52% terhadap total luas panen Indonesia (Gambar 3.5). Kontribusi terbesar luas panen jagung nasional berasal

dari Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 30,73%, disusul kemudian oleh Jawa Tengah sebesar 13,97%, sedangkan Provinsi Jawa Barat menempati urutan ke-7 dan hanya menyumbang 3,85% dari luas panen nasional. Total kontribusi 3 (tiga) provinsi sentra di Jawa ini mencapai 48,54%, tujuh provinsi sentra lainnya merupakan provinsi di Luar Pulau Jawa.


Lampung menjadi provinsi urutan ke-3 dengan total kontribusi sebesar 8,49% atau rata-rata luas panen selama periode 2012- 2016 sebesar 336,11 ribu ha, urutan ke-empat dan selanjutnya diikuti masing-masing secara berurutan Sulawesi Selatan (kontribusi 7,79%), NusaTenggara Timur (kontribusi 6,61%), Sumatera Utara (kontribusi 5,79%), Jawa Barat (kontribusi 3,85%), Gorontalo (3,72%), Nusa Tenggara Barat(3,54%) dan Sulawesi Utara (3,03%) (Gambar 3.5 dan Lampiran 5). Provinsi lainnya di luar provinsi sentra, kontribusinya terhadap produksi jagung nasional adalah 12,48%.


Dilihat dari sisi pertumbuhan luas panen jagung selama periode 5 tahun terakhir (2012 – 2016) beberapa provinsi sentra mengalami

peningkatan pertumbuhan, namun ada juga yang menunjukkan pertumbuhan negatif. Pertumbuhan negatif terjadi di Provinsi Jawa

Timur, dimana selama 2012 – 2016 luas panen rata-rata turun sebesar 0,50%/tahun, begitu juga di Lampung luas panen jagung rata-rata turun sebesar 6,47%/tahun, serta Sulawesi Selatan turun 2,73%/tahun.

Penurunan luas panen jagung di Provinsi Lampung dan Sulawesi Selatan karena sebagian petani beralih komoditas dari jagung ke komoditas ubi kayu, meskipun demikian pada tahun 2016 kedua provinsi tersebut mengalami peningkatan luas panen. Hal ini dikarenakan sebagian petani menganggap bahwa dalam bertanam ubi kayu biaya untuk usaha tani jauh lebih murah dari pada bertanam jagung. Bertanam ubi kayu tidak memerlukan perawatan khusus. Angka ARAM II tahun 2016 juga menunjukkan penurunan luas panen ubi kayu. Luas panen ubi kayu di Lampung tahun 2015 sebesar 279,34 ribu ha, tahun 2016 turun menjadi 251,08 ribu ha, penurunan luas panen ubi kayu mengakibatkan peningkatan luas panen jagung. Sementara pertumbuhan luas panenjagung tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 3,86% pertahun.


...Lanjut halaman berikutnya






 <        1        2         3        >