PT. AGRONUSA BERKAH PERSADA
Agrobusiness -
One-
Permintaan dan Penawaran Jagung
Proyeksi surplus/defisit merupakan selisih antara produksi jagung dan konsumsi jagung. Sedangkan impor dan ekspor tidak dimasukkan
dalam penawaran ini karena hendak diuji kemampuan produksi dalam negeri untuk mencukupi kebutuhan jagung nasional. Suplai/penawaran merupakan produksi jagung dalam bentuk pipilan kering dikurangi dengan susut karena tercecer. Permintaan jagung/demand yang dimaksud disini adalah jumlah dari pengunaan jagung untuk pakan, bibit, industri dan konsumsi. Bibit adalah jumlah jagung pipilan kering yang digunakan kembali sebagai bibit. Untuk menghitung kebutuhan bibit adalah perkalian antara penggunaan bibit jagung per hektar (20 kg/ha) dan sasaran tanam jagung dengan sumber data dari DitjenTanaman Pangan.
Penggunaan jagung untuk pakan akan dirinci menjadi jagung untuk bahan baku industri pakan (pabrik pakan) terutama untuk ayam
ras pedaging, dan jagung untuk bahan baku pakan untuk peternak mandiri terutama untuk yam buras, itik, dan ayam ras petelur. Jagung untuk industri yang dimaksud adalah jagung untuk bahan baku industri makanan dan makanan. Konsumsi langsung adalah jumlah jagung yang dikonsumsi rumah tangga secara langsung, dan sebagai sumber data adalah Susenas.
Selama periode 2016-
jagung sebesar 23,19 juta ton (ARAM II), jagung yang hilang karena Tercecer 1,15 juta ton, selanjutnya penggunaan jagung untuk
bibit sekitar 96,0 ribu ton, penggunaan jagung untuk bahan baku industri pakan ternak sebesar 8,63 juta ton, penggunaan jagung untuk
bahan baku peternak mandiri 3,77 juta ton, untuk bahan baku industri makanan 4,59 juta ton, dan untuk konsumsi langsung sebesar 425,10 ribu ton, sehingga masih ada surplus pada tahun 2016 sekitar 4,52 juta ton.
Berdasarkan hasil analisis proyeksi, pada tahun 2017 diperkirakan terjadi surplus yang semakin besar yaitu 5,32 juta ton. Peningkatan
surplus ini karena peningkatan produksi jagung diperkirakan lebih tinggi dari peningkatan permintaan terutama untuk pakan baik pakan untuk industri maupun untuk peternak mandiri. Peningkatan produksi jagung rata-
Angka produksi jagung adalah perkalian antara luas panen dan produktivitas. Angka produktivitas diperleh dari survei ubinan. Kadar air
jagung pada survei ubinan diperkirakan berkisar antara 20 – 25%. Produksi jagung pipilan kering diperkirakan memiliki kadar air sekitar
25%, di sisi lain pabrik pakan mensyaratakan kadar air sekitar 15%, jadi untuk menghitung neraca produksi jagung dikonversi ke bentuk pipilan kering dengan kadar air 15%. Untuk mengkonversi jagung dari kadar air 25% ke kadar air 15%, jagung akan kehilangan bobot sekitar 13%.
Hasil simulasi neraca produksi jagung dengan produksi kadar air 15%, pada tahun 2016 produksi jagung menyusut menjadi sebesar 20,17
juta ton, setelah dikurangi jagung yang tercecer sebesar 5%, maka produksi bersih sebesar 20,90 juta ton. Produksi jagung tersebut masih berkadar air 25%, setelah dikeringkan lebih lanjut sampai kadar air 15%, maka produksi akan susut menjadi sekitar 19,16 juta ton. Permintaan jagung tahun 2016 untuk bibit sekitar 96,0 ribu ton, untuk bahan baku industri pakan 8,63 juta ton, untuk bahan baku pakan peternak mandiri 3,77 juta ton, untuk konsumsi langsung 425,10 ribu ton, dan untuk bahan baku industri makanan sebesar 3,99 juta ton. Setelah produksi dikurangi kebutuhan, maka tahun 2016 masih ada surplus sebesar 2,25 juta ton (Tabel 5.11)...Lanjut