Pada kurun 2009 - 2013 negara eksportir jagung terbesar di dunia adalah Amerika Serikat dengan volume ekspor rata-rata 40,06 juta ton per tahun dan menguasai pangsa 35,54% perdagangan jagung dunia. Sementara Argentina dengan volume ekspor jagung rata-rata sebesar 15,96 juta ton/tahun telah memberikan kontribusi sebesar 14,16% terhadap ekspor jagung di dunia (Lampiran 16). Brazil dengan rata-rata ekspor sebesar 14,90 juta ton/tahun, dan kontribusi sebesar 13,22%, menjadi negara eksportir terbesar ketiga dunia. Negara-negara eksportir jagung terbesar dunia selanjutnya adalah Ukraina, Perancis, Hungaria, India, Rumania, Paraguay, dan Afrika Selatan. Kesepuluh negara eksportir jagung tersebut memberikan kontribusi lebih dari 89,41% perdagangan jagung dunia. Sementara itu, posisi Indonesia berada di urutan ke-48 negara eksportir jagung dunia dengan rata-rata volume ekspor sebesar 32 ribu ton per tahun atau berkontribusi sebesar 0,03% pangsa ekspor jagung dunia. Indonesia mengimpor jagung untuk kebutuhan bahan baku pakan ternak, sebagian besar berasal dari negara Argentina, Brazil, dan India.
Jepang adalah negara pengimpor jagung terbesar di dunia. Bersumber data dari FAO yang diunduh tanggal 16 September 2016, selama 5 tahun terakhir (2009 – 2013), besarnya volume impor jagung yang diserap oleh Jepang rata-rata sebesar 15,41juta ton/tahun. Negara pengimpor jagung terbesar lainnya pada periode tersebut adalah Meksiko, Korea Selatan, China, Mesir, Spanyol, Taiwan, Iran,
Belanda, dan Kolombia (Gambar 4.11). Kesepuluh negara tersebut mengimpor 59,01% dari total impor jagung dunia. China meskipun
penghasil jagung terbesar ke-2 di dunia setelah Amerika serikat, tetapi juga termasuk 10 negara pengimpor jagung terbesar di dunia.
Indonesia selain sebagai negara eksportir jagung juga merupakan negara pengimpor jagung di dunia pada urutan ke-16 dengan rata-rata volume impor pada periode 2009- 2013 sekitar 1,99juta ton/tahun atau 1,80% dari total volume impor jagung dunia. Menurut FAO impor jagung Indonesia meningkat pada tahun 2010 menjadi 1,53 juta ton, jauh lebih tinggi dari impor tahun sebelumnya yang hanya 338 ribu ton. Pada tahun 2011 kembali meningkat lebih dari 100%, yaitu sebesar 3,21 juta ton, tahun 2012 kembali turun menjadi 1,69 juta ton, dan tahun 2013kembali naik menjadi 3,19 juta ton. Tingginya volume impor akibat permintaaan jagung yang tinggi terutama untuk bahan baku industri pakan ternak.
3,2%
India
3,2%
Rumania
2,1%
Paraguay
1,8%
Afrika Selatan
1,6%
Lainnya
10,6%